Malam itu, rel memantulkan cahaya sisa hujan. Kilap logamnya bergetar seperti garis nadi raksasa yang berhenti berdetak. Kereta komuter meluncur di tengah kota yang masih menyala di kejauhan, sampai tiba-tiba, suara besi berhenti. Tidak dengan jeritan, hanya sebuah hentakan tumpul. Lalu hening.
Lampu di setiap gerbong padam serentak. Sekejap, dunia jadi ruang tanpa warna. Hanya sisa dengung arus listrik yang memudar perlahan, seperti napas terakhi...