Cicak itu diam. Tak bergerak seperti mayat. Kedua matanya terbuka lebar, memandang diam keadaan yang sedang berlangsung di ruangan. Seolah ia mengerti, satu suara saja akan membuat situasi semakin ricuh.
Di sofa paling pojok di ruangan itu, Si Bocah Lelaki duduk sambil menekuk lututnya. Wajah kelamnya mengintip, melirik pertengkaran orang tuanya yang semakin memanas. Ia mengigit bibirnya, mencoba menahan isak tangis.
Mungkin Si Bocah Lelaki merasak...