Aku memandang sepasang suami istri di depanku ini dengan hati hambar. Padahal kondisi mereka begitu menyedihkan, tetapi sama sekali tak ada rasa iba di hatiku. Si laki-laki dengan tubuh separo lumpuh dan mulut perot karena stroke, sedangkan sang istri yang mendorong kursi rodanya memakai gamis hitam yang sudah berubah warna menjadi abu-abu. Mereka merangsek ke arahku yang sedang menyalami orang-orang yang hadir.
“Apakah Ibu masih ingat dengan kami?” Sang istri bertanya lirih. Tentu saja aku ingat, tetapi kalimat itu hanya kuucap...