Keterpaksaan

Oleh: Rafi Asamar Ahmad

Pemuda asal Sumatera itu, bernama Kiven. Ia terpaksa harus berlumuran darah malam itu. Ia merasa, harga dirinya selama ini telah diinjak-injak. Dianggap bodoh, bebal, tolol, hingga dijadikan bahan menggunjing di tempat kerjanya. 

"Dia kalau ngobrol sama caustemer, pakai bahasa daerah. Itu menjijikan," terakhir, kalimat itu yang sempat dirinya dengar. Tentu, itu keluar dari mulut Si Mata Besar sialan, seorang NPD.

Mulanya, Kiven membiarkan. Lambat laun, malah s...

Baca selengkapnya →