Aku menemukannya di pinggir sungai. Tubuhnya kotor, matanya setengah tertutup. Ia tampak tak berdaya. Mungkin tenggelam, kedinginan berhari-hari, tetapi tetap berusaha bertahan. Aku mengangkatnya. Bobotnya ringan, seperti kehilangan semangat untuk menatap dunia.
Sepanjang perjalanan pulang ia terus mengerang. Taringnya yang masih kecil menggigiti lenganku. Aku memintanya diam. Ia memandangiku dengan raut sayu.
“Kalau ibuku sampai tahu aku membawamu, kamu akan telantar lagi,” ucapku, memohon.
Ia tak mendengar, d...