Aku sedang menimbang dalam hening. Di tengah kenestapaan yang tak bertepi, pelukan bahkan tak sempat menjadi angan. Langkah-langkah kakiku menjelajahi kepelikan, menyusuri lorong gelap dalam jantung yang dilumuri cairan pekat berwarna hitam—warna patah, warna luka, warna cinta yang dikhianati diam-diam.
Dunia ini... ah, seolah hanya tempat untuk menghayal—tentang keunikan, kelayakan, dan kenikmatan yang jarang berpihak pada kita yang terlambat...