“Rin, kamu bisa pulang sekarang.”
Laki-laki yang baru saja mengatakan kalimat itu menarik tangannya dari atas meja. Ia patuh sekali kepada sipir yang baru saja mengabarkan bahwa waktu kunjunganku telah habis. Ya, saatnya ia kembali ke sel yang tiga minggu ini sudah menjadi kamarnya sendiri.
Namanya Aji Satya. Tapi aku lebih terbiasa memanggilnya Kombe. Sesimple karena rambutnya kribo dan banyak ketombe. Panggilan itu familiar di grup tongkro...