Di sepetak kamar kos sempit dan hampa di Kekalik Jaya, Kota Mataram, tinggal seorang pria bernama Irul. Usianya baru dua puluh dua, tapi hatinya terasa seperti laki-laki tua yang sudah lelah dengan kehidupan dunia. Ia merantau dari Bima ke kota untuk kuliah di salah satu universitas ternama. Sudah tiga tahun ia tinggal di kamar itu, bersama suara hujan yang menetes dari atap bocor dan kenangan yang tak kunjung reda.
Setiap sore, setelah kelas sele...