KOTAK MERAH

Oleh: Hans Wysiwyg

Sosok berbalut hoodie hitam berkelebat cepat, bagai bayangan yang melintas di dinding sisi bangunan perpustakaan. Ia melompati pagar yang terkunci, lalu menarik sepedanya dari semak bambu kuning di sisi kanan pintu masuk sekolah.

“Puisi-puisi itu lagi…” gumam Pak Martunis, penjaga sekolah, saat melihat papan pengumuman dipenuhi lembaran puisi. Ia pun segera mengirim pesan WA kepada Raka, si ketua OSIS.

Papan pengumuman SMAN Mahardika, yang biasanya hanya berisi jadwal ujian dan informasi kegiatan, mendadak viral setiap hari Senin. Semua gara-gara puisi-puisi tak bertuan yang menutupi seluruh papan tanpa menyisakan sedikit pun ruang kosong.

Sudah dua minggu berturut-turut, setiap Senin pagi, puisi-puisi misterius itu terpampang rapi di sana. Tak ada yang tahu siapa penulisnya. Tak ada tanda tangan, tak ada petunjuk. Hanya deretan kata-kata indah yang seolah berbicara langsung kepada setiap pembacanya.

Awalnya, siswa-siswi hanya menatapnya biasa saja—seperti konten mading yang sering diisi anak-anak ekskul Mahardika News. Namun, semakin banyak puisi yang muncul, misterinya semakin menyita perhatian. Bahkan OSIS sampai merasa perlu turun tangan.

Raka memutuskan untuk menyelidiki.

“Kita nggak bisa biarkan ini jadi teka-teki. Siapa tahu ini bentuk protes atau pesan penting,” ujarnya saat memimpin rapat ...

Baca selengkapnya →