KUCING WANGSA PRIBUMI

Oleh: brobin

KUCING-KUCING WANGSA PRIBUMI berdebar-debar menunggu hasil rapat hidup-matinya seekor kucing jantan yang dihadiri Warga Komplek dan Warga Apartemen di Balai RW-09 sesudah Magrib di Malam Minggu.

Vean tuannya adalah montir tersibuk di komplek aku. Tuan Vean namanya. Bendahara RW-09. Vean kucing betina. Dia bergelung manja di pangkuan Tuan Vean yang serius mendengarkan Pak RW bercerita tentang keburukan Bum. Vean suka Bum tapi Bum pantang membuntingi kucing-kucing bertuan. Bum satu-satunya kucing wangsa pribumi yang tersisa, yang kagum keberanian dan kegigihan Datuk, dan berniat meluruskan kemanjaan kucing wangsa pribumi kembali menjadi liar semestinya. Bum tidak bertuan dan satu-satunya wangsa kucing pribumi yang merdeka seutuhnya merdeka.

Warga komplek dan warga apartemen tidak suka kucing kotor dan bau. Apalagi suka mengganggu kucing-kucing piaraan kesayangan mereka. Bum dianggap kucing liar, parasit komplek-apartemen yang menjengkelkan karena suka meninggalkan sisa bangkai tikus got di teras-teras rumah kedua warga. Sisa setengah kepala tikus got, jeroan tikus got bahkan kadang sisa setengah kepala ular kobra digeletakkan begitu saja di teras warga komplek-apartemen sehingga menyisakan bau bangkai kengerian ya...

Baca selengkapnya →