Barangkali aku hanya akan jadi kunang-kunang dalam hidupmu. Menjadi sisi penerang ketika gelap itu mencekikmu di antara kesepian.
Selalu aku yang kemudian menggerakkan tubuh, untuk mengelilingi sisi tergelap dalam malammu, itu murni hanya untuk kamu.
Kau tahu? Aku pernah melihat engkau mengerang, meremas rambut pirangmu dengan gigi gemertak menahan marah, kau juga pernah memegangi kado berhias pita cantik yang kemudian aku tahu itu untukku, mengusapnya lembut seperti ketika tanganmu mulai bersentuhan dengan tubuhku, lalu untuk kali ini ekor matamu tidak berhenti melirik pada jam di pergelangan. Kakimu sendiri engkau entakkan berkali-kali. Mungkin itu petanda bahwa kau sudah terlalu lama untuk menunggu.
Ka...