"Bagaimana kamu bisa tahu pemeran di film itu tampan atau cantik? Kamu kan, maaf ... buta!" ujarku sambil mencomot kacang kulit di depannya.
"Imajinasi! Aku menontonnya setiap sore, dan membayangkan pemerannya dari suara dan gaya bicaranya," jawabnya seraya menepis tanganku. "Kacangnya sisa lima biji, tadi sudah kumakan dua puluh biji. Kalau kamu mau, ambil kemasan baru di tasku."
Aku tercengang. Dengan repleks aku menghitung sisa kacang itu. Baga...