LALI

Oleh: Rizky Anna

JARUM JAM berdetak nyaring, mencipta bising pada ruang sempit berukuran sembilan meter persegi. Dominasi warna hitam-putih pada dinding kamar tak seiras dengan hati sang empunya yang menyemburkan berjuta warna girang. Penat akibat seharian bekerja lenyap begitu saja tatkala paras ayu seorang gadis terlintas dalam benaknya.

"Ah!" Lathief menggeram sembari mengusap wajah kasar.

Sejenak, denting jarum jam kembali mengisi kesunyian. Tiga puluh detik setelahnya, Lathief tertawa. Lalu berdecak putus asa. Menggeram lagi. Diam lagi. Tertawa lagi. Berdecak lagi. Begitu terus hingga setengah jam kemudian.

"Suwe-suwe aku bisa edan yen ngene carane!"¹ umpat Lathief, entah kepada siapa.

Merasa muak dengan gejolak rasa yang tak tertahankan, ia memilih beranjak dari bongkahan kapuk di atas dipan. Berjalan gontai menuj...

Baca selengkapnya →