Aku mengenali mata itu pertama kali di pemakaman Prameswari, salah satu rekan kerjaku di kantor yang sama. Tak seperti mata orang-orang terdekat Prameswari yang sembab, mata itu dingin, kelam dan tak bernyawa. Seolah ia turut mati bersama jiwa Prameswari yang tak lagi ada.
Hari itu cuaca mendung, semesta turut menghantarkan kepergian Prameswari. Gadis ceria berwajah mungil itu pergi dengan cara tak terduga, tanpa sakit tak pula bencana. Tak ada ya...