Langit Setelah Hujan

Oleh: Ahmad Fairuz

Hujan turun sejak pagi, rintik-rintik seperti suara jarum kecil mengetuk atap seng sekolah. Dari balik kaca kelas XI-IPA 2, Ares memandang ke luar jendela sambil menggambar garis-garis tak tentu di bukunya. Setiap tetes air seperti membawa kenangan yang belum selesai ia pahami.

“Serius amat liat hujan, Res,” suara ringan terdengar di sampingnya.

Naya baru saja duduk, rambutnya yang sedikit basah masih menetes, seragamnya berbau lembap tapi anehnya wangi sabun yang menenangkan.

“Cuma lagi mikir,” jawab Ares pelan.

“Biasanya kalau orang ngomong ‘cuma lagi mikir’, artin...

Baca selengkapnya →