Hari sudah menjelang maghrib. Kursi-kursi kayu di masih diduduki penduduknya, yakni guru-guru di SMA desa pelosok Sukatani berwajah kuyu, lengket, dan mau pulang. Nama Toni menjadi lem yang merekatkan pantat mereka pada batang kayu, alas duduk kursi-kursi itu yang berat karena tanggung jawab dan kewajiban—bukan karena uang gaji bulanan mereka yang akan habis tanpa bisa ditabungkan.
Toni siswa kelas dua itu punya segudang masalah. Absensi, k...