LEYNERA
Oleh : Laduny Vina Samasta
Mentari menyembunyikan sinarnya. Sepasang kaki berlari kecil melewati genangan air yang tersisa di jalanan itu. Rintik hujan favorite-nya itu tiba-tiba berhenti sepersekian detik yang lalu. Tersadar bahwa pelindungnya telah berhenti membasahi bumi kala itu, ia berhenti sejenak. Bahkan pipinya yang masih basah tak kunjung mengering walau t’lah ia usap berkali-kali. Mata indahnya yang perlahan membengkak kala itu, membuatnya tak kuasa melangkahkan kakinya kembali untuk pulang ke rumah tempat ting...