Toko kecil itu berdiri di sudut jalan yang tak terlalu ramai, dengan papan nama kayu bertuliskan "Lost and Found". Dari luar, tampak seperti toko barang antik biasa, tetapi siapa sangka di dalamnya menyimpan sejuta cerita. Setiap barang yang ada di sana memiliki masa lalu, pernah berada dalam genggaman seseorang, dan menyimpan kenangan yang terkadang terlalu berharga untuk dilupakan.
Di balik meja kasir, seorang pria paruh baya dengan rambut yang mulai memutih dan senyum ramah bernama Pak Arman menjadi penjaga toko sekaligus pendongeng. Ia selalu siap menyambut pengunjung dengan cerita-cerita yang mengiringi setiap barang yang ada di sana. Setiap kali ada yang tertarik pada sebuah barang, Pak Arman akan menceritakan sejarahnya dengan detail, seolah ia sendiri yang mengalami semua kejadian itu.
Suatu pagi yang cerah, ketika sinar matahari mulai menerobos jendela besar di toko, seorang wanita muda bernama Rani masuk. Ia tertarik pada sebuah kamera tua yang dipajang di rak kayu tua di sudut ruangan. Kamera itu tampak usang, dengan beberapa goresan di bodinya, namun lensa dan mekanismenya masih terlihat utuh.
"Kamera ini menarik perhatian saya," kata Rani sambil mengangkat kamera itu dan melihatnya lebih dekat.
Pak Arman tersenyum dan mulai bercerita. "Kamera itu milik seorang fotografer muda bernama Dimas. Ia sering menggunakan kamera itu untuk mengabadikan momen-momen berharga di kampung halamannya. Salah satu foto yang ia ambil bahkan memenangkan penghargaan di sebuah kompetisi fotografi internasional. Sayangnya, Dimas meninggal dalam kecelakaan tragis, dan keluarganya menjual kamera ini ke toko kami."
Rani terdiam sejenak, merenungi cerita yang baru saja ia dengar. "Jadi, kamera ini penuh dengan kenangan dan kisah hidup seseorang," gumamnya.
"Betul sekali, Nona. Setiap barang di toko ini memiliki kisahnya masing-masing. Kami berharap, siapa pun yang membeli barang-barang ini, bisa melanjutkan kisah yang telah dimulai oleh pemilik sebelumnya," jawab Pak Arman dengan bijaksana.
Sambil terus berkeliling, Rani menemukan sebuah cincin perak yang indah di dalam sebuah kotak kaca. Cincin itu sederhana, namun tampak berkilau di bawah cahaya lampu toko. "Bagaimana dengan cincin ini?" tanyanya.
"Cincin itu adalah lambang cinta dari seorang pemuda bernama Arya untuk kekasihnya, Maya. Mereka berdua sangat mencintai satu sama lain, namun sayangnya nasib berkata lain. Maya harus pindah ke luar negeri untuk melanjutkan studinya, dan hubungan mereka tidak bisa bertahan lama. Arya akhirnya menjual cincin ini ke toko kami, berharap bahwa seseorang yang membelinya bisa m...