LUHITO

Oleh: Lina Budiarti

Sentuhan hangat sang surya membuatku selalu rajin membuka jendela. Dulu tidak pernah. Sewaktu aku masih tinggal di kota, aku lebih suka membiarkan kamarku tertutup rapat hingga matahari hampir meninggi. Maklum, asap knalpot kendaraan selalu datang bercampur di udara lebih dulu ketimbang tetesan embun. Hawa di pagi hari pun tidak hanya hangat tapi malah panas, berdebu pula.

Semua berubah ketika aku pindah tempat tinggal sementara di rumah nenek, di daerah pegunungan. Udaranya sejuk? Tentu saja. Itu yang membuatku sudi berlama-lama di bawah jendela, memandangi fajar merekah sampai mentari tersembul di ufuk Timur. Lebih-leb...

Baca selengkapnya →