Aku melihat jam yang melingkar pada tanganku. Sudah pukul 10 malam. Sekarang di kantor ini hanya tersisa aku dan bosku yang ada di ruangannya. Sebagai salah seorang karyawan yang bekerja di perusahaan, aku harus lembur hari ini. Untuk menyelesaikan pekerjaanku yang menumpuk. Sebab tiga hari yang lalu aku mengambil cuti kerja yang belum pernah aku pakai sama sekali.
Aku mendapatkan kabar duka dari rumah sakit tempat ibuku dirawat beberapa bulan terakhir ini. Setelah ibuku divonis mengidap kanker hati stadium D, dokter memang mengatakan jika hidup ibuku sudah tidak lama lagi. Namun, aku tidak menyangka akan secepat ini.
Kerabat jauhku yang datang ke acara pemakaman ibuku kemarin, memandangku sebagai manusia berhati batu. Karena kesedihan sama sekali tidak tampak di raut wajahku yang membeku. Jika ditanya apakah aku bersedih? tentu saja aku bersedih.
Seorang anak mana yang tidak akan bersedih jika ditinggalkan selama-lamanya oleh sang ibu. Bahkan anak durhaka seka...