Hari mulai senja saat kami kembali dari tempat itu. Maksudku, rumah kawanku, yang berjarak sekitar lima kilometer dari tempatku naik motor. Tengkukku serasa dihujani bola-bola es, dingin dan sakit sekali. Ari malah bersenandung ria dengan earphone ditelinganya tanpa mempedulikan aku yang seperti ini.
“Jon? Masih jauh gak?’ tanyanya.
“Nggak, tinggal tiga persimpangan lagi.” Jawabku.
Sakit kepala mulai menyerangku. Perutku mual sekali. Seakan-...