--Yogyakarta, Desember 2021
Yogyakarta. Kota yang memperkenalkanku padanya. Tempatku berbagi rumah. Aku ingin melepaskan dia. Itu sebabnya aku kembali ke kota ini. Aku terlalu lelah menunggu. Selama ini aku selalu mempercayai hatiku untuk tetap menunggunya. Tapi kali ini sepertinya logika-ku yang menang, ntah sampai kapan.
Malam hari setelah menyimpan barang-barang di hotel, aku pergi menggunakan taksi ke Malioboro. Tempat pertama kali aku bertemu dengannya. Kuharap aku menemukan dia disini, lagi. Satu perjuangan terakhir.
--Malioboro, November 2016
Semenjak kuliah di kota ini, aku lebih sering keluar sendirian di malam hari. Bukan untuk nongkrong, tapi untuk menenangkan diri. Malioboro selalu berhasil menghilangkan rasa sedihku. Begitu juga kali ini. Jarak antara kampus dan Malioboro tak terlalu jauh sekitar 30 menit-an dan jarak dengan kost-an ku sekitar 40 menit. Sendiri di tengah keramaian seperti ini membuatku merasa lebih tenang. Walau mungkin bagi sebagian orang ini terlihat menyedihkan. Namun ini menyenangkan bagiku. Menyaksikan orang berlalu-lalang, mendengarkan interaksi tawar-menawar antara penjual dan pembeli, memperhatikan andong dan becak yang mengantarkan penumpang, dan juga mendengarkan nyanyian para pemain musik di pinggir jalan.
Hari ini Malioboro lebih ramai dari biasanya padahal ini bukan akhir pekan. Juga tak seperti biasanya, kursi di sampingku y...