Lelaki itu keluar dari kamar mandi di dalam kamar tidurnya dengan wajah tegang. Ia mendengar suara ketukan pada pintu rumahnya. Semula terdengar sayup namun suara ketukan itu semakin mengeras dan berulang-ulang. Ia sempat panik karena harus menghentikan rencana kegiatannya. Sebilah golok tajam yang sedang dipegangnya segera ia sembunyikan ke kolong ranjang.
Dalam kondisi seperti itu, ia bisa saja memilih untuk tidak membukakan pintu dan membiarkan lelaki asing itu, siapapun dia, untuk pergi dengan sendirinya. Namun, volume televisi yang ia setel lumayan keras dari ruang tamu memaksanya untuk menerima tamu asing itu. Tamu itu pasti mengetahui rumah yang dikunjungi sedang ada penghuninya dari suara televisi yang terdengar hingga ke halaman luar. Tiga kali ia menarik napas panjang, wajah paniknya berangsur-angsur menghilang. Ia lalu mematikan televisi sebelum beranjak menuju pintu depan.
“Sepada! Selamat siang!”
Terdengar suara seorang lelaki disusul ketukan yang berulang-ulang. Sang tuan rumah menduga calon tamunya hanya seorang lelaki. Kemungkinan lainnya yang s...