Langitku, monokrom. Perca-perca cahaya hanyalah setitik putih di tengah abu dan hitam kehidupanku. Filosofiku hanya satu. Kepentingan bagi orang lain, jauh lebih penting dari diriku sendiri. Aku adalah budak. Tidak lebih hebat dari seekor anjing jalanan yang mengais remah di pinggir meja makan restoran. Aku adalah batu es, yang siap mencair supaya bumi yang panas tidak bernasib sepertiku. Lambat laun, aku lupa bahwa hakekat kehidupanku cepat meng...