Megat Ruhing Asmara

Oleh: Suryawan W.P

Akhirnya telah kulalui hari yang pernah kita resahkan sebelumnya, hari yang telah tertuliskan dalam peta perjalanan kita. Saat fajar telah menggantikan dewi malam, tapak-tapak kuda pada rerumputan menjejak ke arah utara. Kuda gontai berjalan perlahan, pulang sendirian tanpa tuannya. Hingga kabar itu menguatkan persangkaanku. Majapahit telah menerima berita duka cita, sebuah kabar lelayu. Kematianmu. Saat itu perasaanku mendua. Aku bimbang un...

Baca selengkapnya →