Nada-nada itu berhamburan, liar dan penuh amarah, memantul di dinding marmer Concertgebouw yang megah dan berkilauan. Lampu-lampu kristal di atas kepala bergetar lembut seolah ikut terhanyut. Jari-jariku menari di atas senar biola, memaksakan setiap emosi yang terpendam, setiap luka yang tak pernah sembuh, ke dalam alunan musik.
Getaran busur pada senar terasa seperti ledakan kecil yang melepaskan rasa sakit yang kusimpan. Di bangku penonton, mat...