Memahat Jalan

Oleh: Ron Nee Soo

Di sudut gang yang diterangi lampu neon berkedip seperti nadi kota yang lelah, Bayu duduk di atas bangku plastik yang telah menyerah pada waktu. Di tangannya, buku catatan usang, kulitnya terkikis, penuh coretan yang menari seperti bayang-bayang mimpi tak berlabuh. Udara malam terasa berat, bercampur aroma asap bakaran sate dan suara roda gerobak yang merintih di kejauhan. Bayu, pemuda 27 tahun, bukan sosok yang larut dalam keramaian. Pikirannya ...

Baca selengkapnya →