Fajar belum sepenuhnya merekah, masih tersembunyi di balik gumpalan awan kelabu yang menggantung berat di ufuk timur. Namun, di bawah selimut remang, langkah-langkah Nadya sudah menjejak jalan setapak yang lengang, membelah dinginnya udara pagi menuju stasiun. Udara menusuk tulang, memaksanya menarik napas dalam-dalam, mengisi paru-paru yang terasa sesak.
Butiran embun yang meniti perlahan di pucuk dedaunan seolah merangkai bisikan lirih tentang ...