Kemiskinan memang jahanam. Dia akan terus mencengkram. Kuku-kukunya membenam dalam. Hingga sakit tak lagi sakit, kebas. Sampai sedih tak lagi sendu, biasa.
Sukar. Demikian nama lelaki yang berumur belum empat puluh tetapi bertampang serenta enam puluh. Seperti ia biasa dipanggil, begitupulalah hidupnya. Berisi kesukaran senantiasa.
Segala yang menempel di tubuhnya adalah bekas. Semua yang masuk ke dalam tubuhnya adalah sisa, kadang basi. Semua.. semua kecuali si mbok. Cuma si mbok yang matanya selalu sendu, yang kupingnya rapat tak bersubang, yang tubuhnya telanjang tanpa kalung dan gelang, pun cincin....