“Kenapa nggak jadi nikah dengan yang sebelumnya, bang?” tanyaku, beberapa saat setelah melirik perempuan yang sejak tadi duduk di sebelahnya beranjak untuk membeli minuman. Sengaja kuberi penekanan pada kata "sebelumnya" yang kuucapkan.
Tatapanku beralih kepada mesin pengeras suara yang menempel di sudut langit-langit, mencoba menutupi rasa gugupku sembari menyimak lagu sendu yang mulai mengalun pelan. Lagu sendu pelengkap malam yang dinginnya terasa menusuk hingga ke tulang setelah rintik hujan berangsur menghilang.
Laki-laki yang duduk di hadapanku menyulut sebatang rokok di bibirnya, lalu menggeleng sambil berkat...