Seperti biasa, tembakan cahaya matahari pagi itu menembus kamar kecilku, yang berusaha masuk menyelinap lewat celah jendela dan membuatku terbangun dari nyenyaknya tidurku. Cahaya itu seperti sebuah pengingat bisu bahwa hari kembali datang meski aku belum siap menyambutnya. Aku terbangun di antara tumpukan baju dan buku-buku yang sudah lama menjadi bantalku seperti saksi bisu atas malam-malam penuh kecemasan dan tanya. Dengan tubuh yang masih ter...