MERAH TERAKHIR

Oleh: Rizky Anna

MAK tetap pergi. Meski telah kucegah berkali-kali. Jika Mak sudah berkehendak, tak ada yang bisa menghalangi. Bahkan meski sekujur badan lebam dan nyeri.

Kali ini Mak mengenakan blouse brokat dan celana kulot tiga perempat. Semuanya hitam pekat. Termasuk tas, sepatu, bandana, kalung, dan segala apa yang melekat.

“Mak, sekali ini saja. Tolong dengarkan saya,” kataku. Lirih dan kaku. Berdiri di ambang pintu.

“Bukan Mak tidak mau mendengarmu, tap...

Baca selengkapnya →