Monumen Keserakahan

Oleh: Toni Al-Munawwar

Hamparan permadani hijau yang dulu menghiasi desa ini, kini tinggal petak-petak tanah yang meranggas. Menyisakan tatapan-tatapan lesu penuh harap. Desau angin menyapu debu, pakaian lusuh, juga peluh yang kian menderu. Samar-samar tercium bau anyir, hewan-hewan bergelimpangan kehausan. Kadiman menatap getir pemandangan di hadapannya, tenggorokannya terasa seperti pasir yang mulai menghitam. Orang-orang dengan caping itu hanya mampu duduk terkulai, sesekali mereka mengencangkan ping...

Baca selengkapnya →