"Rin." Pak Reiga menumpu kedua tangan di meja dan memajukan badan.
Aku yang semula duduk bersandar, ikut mencondongkan badan ke depan karena sepertinya pembahasan Pak Reiga bukan hal sepele. Tujuanku menemui Pak Reiga di ruangannya memang untuk berbincang serius, tetapi obrolan kami malah melantur ke mana-mana.
"Kalau ada cowok sok ganteng, kamu harus lari yang jauh. Jangan gampang luluh." Pak Reiga berujar dengan raut wajah serius.
Aku terc...