“Ditaa!!! Dipanggil Hooligan, noh!” jeritan Sarah memekakkan gendang telingaku dengan mimik wajah yang mengesalkan.
“Eh itu tolong mukanya dikondisikan, ya. Sewot amat!” jawabku ketus sembari merapihkan sedikit penampilan yang sejatinya memang baik-baik saja, tidak terlalu buruk, bahkan terbilang cantik. Begitu kata orang-orang ketika mengomentariku. Terkadang aku juga butuh kepercayaan diri yang penuh sebelum menemui si Hooligan. Ya, ...