Nada yang Tersisa di Jalan Melati

Oleh: A. R. Tawira

Toko itu selalu wangi kayu dan kenangan. Setiap kali Rafi membuka pintunya pagi-pagi, lonceng kecil di atasnya berdenting, dan udara lembab dari Jalan Melati ikut masuk, membawa aroma tanah dan roti panggang dari kios seberang.

Ia sudah hafal setiap bunyi di ruang itu. Desis piringan yang berputar, dengung amplifier tua, hingga suara halus jarum yang menyentuh vinil. Namun di antara ratusan lagu yang ia simpan, hanya satu yang tak pernah ia jual, ...

Baca selengkapnya →