NAMA BAYIKU CORDELIA

Oleh: Shinta Larasati Hardjono

Wajahnya pucat. Bulir-bulir air bermunculan melalui pori-pori dahi, walaupun seluruh ruangan seakan beku karena pendingin ruangan. 

Helai rambutnya tidak tertata rapi seperti biasa. Sorot matanya hanya tertuju mengarah ke satu arah.

Suaranya yang pada awalnya keras penuh tenaga kini mulai hampir tak terdengar lagi, setelah berkali-kali dan terus menerus mengeluarkan kalimat yang berulang kali selalu saja sama. 

“Bangunlah, Nak.” 

Suaranya berdesir, terdengar lirih. Bisikan sarat dengan keletihan.

***


Sore itu puk...

Baca selengkapnya →