AMANG teman sekelasku. Amang juga teman sekelas abangku. Dia juga teman sekelas pamanku. Amang tak pernah naik kelas. Kelas satu terus. Tapi Amang tak malu. Dia sekolah terus. Dia murid yang rajin. Sangat rajin. Dia selalu datang paling pagi. Membersihkan ruang kelas dan papan tulis. Menyiapkan kapur tulis. Merapikan taplak meja guru. Merapikan bangku-bangku. Bahkan dia juga membersihkan kakus sekolah. Rajin sekali dia. Hari Minggu pun dia masuk sekolah.
Aku duduk sebangku dengan Amang, karena tak ada yang mau sebangku dengan dia. Aneh sekali memang, ada seorang anak-anak berbadan besar di antara kami, anak-anak kecil. Padahal Amang tak jahat. Dia tak mengganggu siapa-siapa. Amang mengikuti pelajaran dengan tertib dan tenang. Tapi sepertinya tak ada yang bisa dia ingat. Dia belum bisa membaca. Menulis juga tak bisa. Aku membacakan untuknya apa yang...