Kreeekkk .... Kek
Kek, kek.... Kreeeekkk.....
Kek
Pandanganku mengitari ruangan ebei.[1] Angin mengiris tubuhku. Suara itu lagi, gumamku sembari memulihkan ingatan. Entah malam jumat keberapa, lagi-lagi aku harus terjaga dalam gelap, di tengah udara Baliem yang menggigilkan rusuk.
Keresak langkah kaki setapak demi setapak sayup kudengar dari balik bilik ebei. Langkah itu seolah tidak memijak bumi. Tapi aku sama sekali tidak takut. Aku han...