NURANI

Oleh: Rian Widagdo

“HOSH-HOSH-HOSH”

Kudekap koper hitam di tanganku dengan dada naik turun. Suara teriakan masa di belakangku semakin mendekat. Akupun semakin merapatkan diri di balik puing-puing bangkai kapal bekas tsunami 4 tahun lalu, berharap tak satupun dari mereka mencium jejakku.

Panas sang raja siang memanggang ubun-ubunku, tapi tak akan kuhiraukan, takut mereka mengetahui posisiku. Pistol tergenggam erat di tangan kiriku, sama eratnya dengan genggaman koper di tangan sebelahku. Seseorang datang m...

Baca selengkapnya →