Jakarta Barat, 2014.
“Kenapa lagu ini mulu, sih?”
Gadis itu tergemap, lantas memicingkan matanya.“Kenapa nggak?”
Angkutan umum yang kembali mengangkut kami pagi ini berjalan lamban, melewati beberapa pedestrian dan para pedagang asongan yang sibuk menagih recehan untuk berbatang rokok yang mereka edarkan. Satu kilometer lagi, gadis ini akan lekas turun, tepat depan kampus Trisakti.
“Nggak kekencengan suaranya?”
Si gadis kembali mengangkat alis, sambil membuka satu earbud-nya. “Apa?”
“Suaranya kedengeran sampai sini. Apa nggak bahaya buat telinga lo?”
Sambil mengangkat bahu, ia tak menjawab, mulutnya sedikit memberengut.
“Tahu dari mana band ini?” Aku masih ingin bercakap-cakap dengannya.
“Tahu aja.”
Ada kedut di ujung mulut gadis berparas manis, bermantel coklat itu. Matanya menerawang , menyusuri jalanan sambil menepuk-nepuk hardcase guitar yang dibawanya ke mana-mana. Dengan jemarinya yang selalu mengenakan sarung tangan,...