Pada tahap ini, bagi Padmi, kerinduan sudah jadi menyebalkan sekaligus menjerat bagai candu. Jika rentang jarak dan waktu dapat diperkirakan mungkin Ia masih dapat menjaga hati untuk tabah. Tapi gila adanya, jika sang kekasih entah kemana dan untuk entah berapa lama mereka harus terpisahkan. Panji. Dimana dia? Padmi sangsi mampu memutuskan; luapan rindu atau amarah yang akan ia tumpahkan pada Panji kelak bertemu nanti. Masih banyak waktu untuk memikirkannya, mungkin. Padmi menghela napas untuk membuang gelisah, tapi percuma. Sudah, sudah, tak usah dipikirkan. Mencoba menasehati diri lagi. Begitu setiap hari.
Di antara kain batik tua dan hiasan-hiasan kaca yang disusun apik bersanding piring-piring keramik, Padmi duduk berselonjor kaki. Punggungnya bersandar letih, dan rambutnya dibiarkan leb...