Semua orang saat menginjak umur 25 tahun ingin memiliki sesuatu yang berarti dalam hidup mereka, entah itu pasangan atau mungkin harta yang cukup untuk memanjakan diri. Aku pun juga punya cita-cita yang serupa, namun untuk sekarang mungkin aku hanya ingin ketenangan.
“Pak, jangan lupa besok hari terakhir bayar uang karya wisata,” ucapan dari anak perempuanku yang aku sayangi ketika berangkat sekolah, mencoba memaknai kata tersebut sebagai tanda anakku yang tumbuh sehat. Dengan senyuman aku pun membalas,“Iya sayang, Bapak kasih nanti.”
Pagiku juga diisi dengan perkataan penuh kasih sayang dari istriku, “Mas nanti pulangnya jangan malam-malam, lampu kamar mati. Jadi sekalian beli lampu ya kalau pulang.”
“Iya dek, kang Masmu pergi dulu ya,” berucap lemah lembut harus aku lakukan karena kehidupan itu selalu seperti itu, bisa dibilang keras itu bukan segalanya. Aku berangkat setelah berpamitan kepada istriku, motor matic menjadi kendaraan dan teman kerjaku setiap harinya.
Jadi seorang kurir itu memang penuh tantangan, kita perlu siap untuk segala kondisi. Panas tak serta merta menyurutkanku berkeliling mengantarkan paket-paket, untuk menyegarkan tubuh biasanya aku minum si ‘beruang putih’ yang tersesat hingga ke negara tropis ini.
“Ini yang harus kamu antar hari ini,” ucap Supervisorku sambil menunjukanku setumpuk barang yang harus aku antar, “Usahakan hari ini selesai karena besok...