Pendar

Oleh: Shinta Larasati

Sore menjelang maghrib, Sarkam tersenyum sumringah. 

Upah hasil buruhnya hari ini lebih banyak dari biasanya. Dengan mata berbinar ia menyaksikan bos mandor sedang menghitung uang yang akan dibayarkan kepadanya.

Setelah menerima uang harian hasil kerja, lelaki tersebut melangkah pergi dengan rasa syukur. Ia membayangkan tambahan satu potong tempe dan satu potong tahu yang akan mampu dibelinya besok untuk lauk tambahan santap siang. Sungguh baha...

Baca selengkapnya →