Aku tak tahu, apakah kau nyaman dengan julukan orang untukmu? Kau adalah pengabar kematian.
Kau laksana utusan Malaikat Maut. Kerjamu menyambangi orang-orang yang namanya tercantum dalam daftar kematian. Dengan dingin kau utarakan, kapan tepatnya maut melumat hayat yang tengah bersemayam di tiap raga mereka. Selanjutnya kau tinggal mencari waktu senggang, untuk menghadiri pemakaman orang-orang malang itu.
Kepadaku kau bercerita kalau kemampuanmu dalam mengendus kematian orang terjadi usai menjual pesawat telegram peninggalan bapakmu. Sedangkan bapakmu mantan operator pesawat telegram di satu perusahaan telekomunikasi. Saban hari bapakmu mengirim kode-kode Morse lewat pesawat telegram. Wajar rasa sentimen bapakmu senantiasa terpicu acapkali dikaitkan dengan perangkat telekomunikasi lawas itu. Dari sanalah mengalir nafkah yang telah menghidupkan anggota keluarga bapakmu, termasuk juga membiayai kuliahmu. Setelah pensiun, bapakmu sengaja membawa pesawat telegram s...