Lonceng tua memekik seperti jerit luka yang dipaksakan tenang. Tanda belajar telah usai. Di ruang kelas, aku merapikan sisa-sisa kesabaran yang tertinggal di antara buku catatan dan kapur yang usang.
Murid-murid bubar, berjalan pulang seperti biasa: riang, tergesa, atau biasa saja. Sementara aku melangkah menuju beranda, langkahku terantuk pada diam yang tidak biasa.
Ia duduk di sudut halaman, di bawah bayang pohon ketapang yang tak pernah benar-b...