Penumpang di angkot ini hanya dua, Bima dan seorang pria. Dalam keremangan pukul enam sore, mata pria itu tampak sayu dan wajahnya kurus. Dia duduk di sudut kendaraan, badannya miring ke depan. Ketika dia menyapa Bima, suaranya lemah seperti orang sakit.
"Capek, Dik?" katanya. "Baru ujian?"
Mudah saja baginya menyimpulkan bahwa Bima mahasiswa. Angkot ini baru meninggalkan sebuah universitas swasta, sementara Bima berusia akhir belasan tahun ser...