AKU memanggilnya Jonggrang. Nama itu sangat pantas bagi dirinya yang wajahnya mengingatkanku pada perempuan batu kutukan Bandung. Lantaran kata-kata yang tumpah dari mulutnya menyerupai anggur beralkohol. Manis di awal. Menyesakkan dada di akhir cerita. Hingga banyak lelaki yang mendambakan cinta Jonggrang tersayat hatinya. Teramat pedih. Melampaui disayat ribuan silet.
Banyak sudah lelaki yang menjadi pacar Jonggrang. Tak hanya Radi, Kartiko, Yok, dan Nunung. Aku pun sempat dipacarinya. Sebagaimana yang lain, aku pun ditinggal pergi. Alasannya sama. Jonggrang yang tubuh dan hatinya telah membatu itu tak pernah mencapai puncak langit asmara seusai berhelat di ranjang bunga.
Tak seorang pun tahu rencana Tuhan. Tujuh bulan berpisah, aku bertemu dengan Jonggrang. Rumah kontrakanku di belakang rumah kontrakan Jonggrang yang dahulu diaku sebagai p...