Perempuan Pemuja Hujan

Oleh: Rosidawati

Perempuan Pemuja Hujan, cerpen ini pernah dimuat di Kompas.id

Perempuan itu memandang langit yang mendung. Mengukir kecewa yang teramat sangat. Di ceruk gumpalan menghitam ia letakkan gusar yang bergumpal dukanya. Mendung semakin menghitam menggelayut. Setelah itu hujan turun. 

    Pada deras hujan yang terguyur dari langit sebagian dukanya turut mencair. Mengalir membasahi bumi. Menyelusup diantara akar rumput. Ia melihat batinnya yang luka, semburat pedihnya berbaur dengan air yang membasahi jalanan beraspal kasar, dimana dirinya berdiri.    

     Lembar tubuhnya yang bak papan itu ia biarkan terguyur hujan. Basah kuyup. Gigil yang menderah tak ia hiraukan. Karena pada hujan ada gelisah yang menguap. Ada aroma luka tersia...

Baca selengkapnya →