Perempuan tanpa batas sabar

Oleh: Asya Ns

“Kalian diam. Dia cucuku. Tidak milikmu, dan tidak milikmu.” Nenek menujuk ayah dan ibu. “Din akan di sini, bersamaku!”

Aku merebahkan tubuh di samping nenek, beralih menghadapnya. “Kenapa nenek begitu menyayangiku?”

“Karena nenek juga yakin, sayangmu pada nenek juga sebesar itu,” jawabnya sembari mengusap rambutku.

Aku baru saja lulus SMA. Syukur, diterima untuk melanjutkan kuliah di kota. Sudah kukemasi semua barang-barang dengan s...

Baca selengkapnya →